.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Selasa, 12 April 2011

Kemiskinan dan Sang Dermawan


Pada dasarnya semua perbuatan manusia itu berdasarkan dengan sifat ego setiap individu. Coba kita perhatikan di sekitar kita, tentunya banyak manusia yang mempertahankan egonya demi kepentingan pribadinya. Pernahkah kita memperhatikan dan memikirkan, bagaiman kemiskinan meninmpah negeri kita yang tercintah ini ? Dan bagaimana cara menanggulanginya? Hmmmm…. Tentunya kita berfikir bahwa kemiskinan itu seharusnya di tanggulangi oleh pemerintah bukan!!! Ya itulah banyak orang yang melakukan demo sana-sini tanpa memperhatikan bagaimana sifat ego setiap individu di negeri kita yang tercinta ini , yang kaya hanya memikirkan kekayaannya tanpa memperhatikan di sekelilingnya.

Mungkin disinilah nilai kedermawanan seseorang akan di uji dan di perlukan, seorang dermwan tidak akan menjadi dermawan tanpa hadirnya sang miskin, hukum ini berlaku sebaliknya. Ini adalah suatu teori yang perlu kita renungkan. Dalam penanggulangan kemiskinan di negeri kita, diperukan hubungan timbal balik sesamanya. Yakni ketika sang derman memiliki harta yang lebih sebaiknya berbagilah dengan tetangga disekitar kita yang kita anggap kurang mampu untuk mencukukupi kehidupan nya dengan memberikan pekerjaan kepada mereka seperti hanya menjadi seorang sopir atau pembantu rumah tangga di rumah anda, yang membuat orang yang semula tidak mendapatkan penghasilan menjadi sedikit penghasilan .

Ini adalah secuil cerita dari saya” sesaat setelah saya tiba di stasiun kereta api, saya berlari dengan cepat dan langsung menemui kasir dan saya bertanya kepadanya “jam berapa kereta menuju ke fes “ kemudian kasir pun menjawab “jam 18.00” kemudian saya memesan satu tiket untuk ke kota itu sore itu masih jam 17.00 akhirnya saya putuskan untuk ke café terdekat, sesampainya saya memesan sepotong roti dan kopi susu. Tanpa sadar pandangan saya tertuju oleh seorang gembel yang mondar-mandir di depan café itu, tak lama kemudian saya mendengar salah satu penjaga café tersebut bertieriak” pergilah dari sini atau akan saya pukul kepalamu” (begitulah yang saya fahami) hingga akhirnya sang gembel tersebut pergi

Tak lama kemudian datang lah kembali gembel itu, terlintas di otak saya mengapa penjaga itu berbuat seperti itu. Dimana letak kebaikan, kedermawanan dan hati nurani mereka? padahal gembel itu kelompok mereka juga mungkin ini adalah salah satu cara bagaimana mengatasi kemiskinan di negeri kita yang tercinta.

Mungkinkah negeri kita ini akan menjadi negeri yang damai dan tenang??? Soal ini adalah PR bagi kita semua untuk mengatasi maslah di negeri kita, permasalahan itu untuk di selesaikan bukan untuk di tinggalkan.

“Teori lebih mudah dari pada melakukan nya”

Tidak ada komentar: