.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Senin, 17 Februari 2014

Bagaimana Tidak Malu

Kurang lebih 4 tahun sudah aku melancong negeri seribu benteng. Apa kabar negeri seharga 7000 dirham dari Maroko?, negeri yang konon mempunyai beribu pulau dan budaya yang berbeda. Tahun pertama, aku belajar memainkan gamelan jawa, ini adalah kali pertamanya aku memainkan alat tersebut. sungguh malu rasanya.

Bagaimana tidak malu!!! kesenian yang seharusnya aku lestarikan disana, ternyata harus ketemui disini dan belajar mengenalnya, meskipun hanya memainkan gong di sebuah pementasan. Oke lanjut ke tahun selanjutnya. Yang semula dari pemain band jawa, berpindah ke penari payung, poco-poco, saman, dll.

Ini ceritanya orang Indonesia yang di indonesia di negeri lain. bertambah malu pula kalau mengingatnya lagi. Bagaimana tidak malu!!! yang semula ngomong ceplas-ceplos pake bahasa jawa kasar, sekarang harus ngadepin orang jawa dengan bahasa sedikit lebih halus, ehmm.. bahkan sangat halus sampai tak terlihat dan tak memahami maksudnya heuheu...

Belajar mengenal Indonesia lewat budaya membuatku terkerdilkan. Nanti kalau di tanya orang maroko "kamu dari mana?" pengennya jawab dari negara lain, karena malu kalau di tanya tetang Indonesia ndak bisa jawabnya. Yang aku sesalkan kenapa pelajaran bahasa jawa dan termasuk budayanya semakin menghilang. Mau jadi apa klo banyak yang seperti saya di Indonesia ini. #Respect

Yang ini resapi buat diri sendiri

"فالواجب على العالمين ان لا يقولوا إلّا من حيث علموا"
 
Ini saya maknai sesuai pemahaman saya, mohon maaf klo ada salah arti atau yang lain. kurang lebih seperti ini "Maka diharuskan bagi kita yang berilmu tidak berbicara tentang suatu perkara, kecuali kita menguasai perkara tersebut" klo di koreksi sendiri. berarti selama ini? hahah cukup saya saja yang tau. kalimat ini ada di kitab ar-Risalah Imam Asy-Syafi'i. pengarang D. Naji suwaidi (klo ndak salah seperti itu bacanya) halaman 27 di bab " al-Bayani al-Khomis" tetang qiyas.

Tapi kalau menurut saya, ini lebih cocok buat kita yang sok tau tetang semua hal padahal kita tidak mengusai hal tersebut. Lain kali jangan ngomong yang bukan sesuai kadar kita. tinggal bilang "maaf saya belom mengetahuinya" ini seperti pepatah lama"Tong kosong nyaring bunyinya, banyak bicara dangkal ilmunya" mohon maaf ini saya ruba sendiri, meskipun keliatan ndak nyambung.

oke. kapan-kapan kita sambung lagi. Cukup resapi buat diri sendiri. alangkah bijaknya kalau kita belajar serta berbagi, sambil merenungi dan men-sinkron-kan dengan tingkah laku kita. Allahu a'lam bishowab.

Malam ini ku merindu, Kasih

Saat ini aku sedang duduk setingkat lebih rendah di bawah mu, berharap kamu tau kalah aku sedang butuh dukungan dari mu. Sayangku engkau akan menjadi terbaik bagiku tapi tak tau bagaimana dengan mu. Merindu mu jalan ku merenungi ada mu. Saat ini mungkin aku sedang menjadi bayang semu mu, tak nyata bagimu, dunia maya yang mungkin tidak bisa engkau sentuh.

Prosa lama sering ku cari di google, berharap malam ini aku tidak ndagel, kadang yang terasa hanya pegel dan sebel. Memang lama sekali tak menyapamu dengan ucapan "selamat pagi cinta" karena untuk saat ini aku memang lagi berada di titik paling bawah kasih. Kapan hari aku akan bercerita tetang semuanya pada mu kasih.

Kalimat yang tak berujung akan menggambarkan ikatan cinta yang mungkin tak terbendung. Dan bukan berarti tidak ada awan mendung, kalimat yang menyanjung, jadi simbol kalau hati kita saling terhubung. Dan ku akui sering kali kira tidak nyambung. Engkau sering berbicara tentang penyakit di jantung, dan aku hanya anak kampung.

Aku kangen dengan cahaya yang pernah ku kenal dulu, membuat semuanya serba biru, seperti malam yang menunggu ufuk fajar baru. Dongeng raja dan ratu seringkali menjadi penghantar tidurmu. Saat ini aku sedang merindukan mu cahaya ku. I love you.

Selasa, 11 Februari 2014

Tergulung Ombak Masa Lalu

Bu, Pak malam itu tiba-tiba aku ingin pulang. Ingin melihat keadaan gubuk kita yang telah lama ku tinggal rantau, apakah masih sama seperti yang dulu, kumuh, jelek, kurang terawat, tapi masih bisa menghadirkan rasa nyaman bagi penghuninya. Syair jawa yang dilantun pak Emha Ainun Najib ini sering membuatku kangen dengan babt tanah jawa. Khususnya pada kalian.

Bu, Pak setiap aku melihat anak kecil yang didampingi orang tuanya untuk bermain, sering kali membuatku iri pada masa kecilku dulu. Masih teringat dengan jelas, malam itu aku ingin sekali di belikan ikat pinggang. Tepat di alun-alun Sidoarjo kita berjalan bersama sekeluarga, dengan nada merengek aku memintanya pak. lalu kau menawarkan untuk kami. Dan seingat ku pak, engkau menjawab "sekyo mlaku-mlaku sek ae nang ngarep ijeh akeh". tetep saja aku merengek untuk engkau belikan ikat pinggang itu. 

Bu, Pak kapan hari aku naik bus di untuk menuju tempat ku latihan bareng. Aku melihat anak kecil dengan asyik memainkan dolanannya, ada yang duduk di pangkuan ibunya. Kala itu juga aku mengingat bu pak kita pernah naik angkot menuju rumah mbah. Lagi-lagi yang ku ingat angkot itu penuh dengan orang dan aku duduk di pangkuan kalian.

Bu, Pak yang ku kangenkan bukan hanya itu, sesaat sebelum aku tidur, mbah seringkali "me-ngusuk (mengusap-usap dengan rasa sayang)" di punggung. meskipun aku ndak tau maksudnya. Mungkin dengan harapan kelak aku bisa menjadi orang yang bisa me-ngusuk semua golongan. Mbah gmana kabar sampean disana mudah-mudahan selalu dalam lindung dan rahmat-Nya (lahum Al-Fatikhah).

Bu, Pak aku pengen pulang, kalau saja waktu bisa di ulang. Aku pengen ngaji lagi di langgar bareng embah, naik angkot lagi bareng ibu, bapak, main lagi di pasar tempat embah berjualan. Bu, Pak sekarang aku tau alasan kenapa kalian tidak tidak menuruti ku, sewaktu kecil. 

Astaghfirullah Rabb-alBarayaa
Astaghfirullah min-alkhataayaa

Jumat, 07 Februari 2014

Cerita malam ini

Malam ini kenapa semuanya serba asyik, serba manis. Nikmat mana yang mesti aku dustakan lagi Ya Robb? semunya mengalir, seakan Engkau memang sudah mengaturnya untuk diriku. Kegelisahan yang pernah aku rasakan mungkin kini akan menjadi saksi bahwa kita dulu pernah berada dalam satu kondisi yang sama. 

Kondisi dimana kami, pernah sama-sama merasakan yang namanya LDR, jauh dari orang tua, tidak punya uang, tertawa dan nggembel bareng. Kalau aku saja aku mendongeng mungkin malam ini tidak akan habis untuk di ceritakan. Syukurku akan ku panjatkan untuk-Mu yang telah memberikan ku banyak kenangan bersama mereka. 

Saling menghargai, berselisih, bahkan berantem karena beberapa hal sepeleh. Andai Engkau masih memberikan waktu untuk ku kelak bertemu mereka lagi. aku ingin bernostalgia dengan mereka yang ada untuk ku disini. Slengekan, ngopi bareng, mentertawakan kehidupan, berkhayal tetang masa depan, saling menembakkan kentut. heuheu... itu yang kurasakan indah.

Aku harap mu'amlat seperti inilah yang akan aku ceritakan kepada anak cucuku kelak. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik buat kalian, Aku tunggu ceritamu beberapa tahun yang akan datang. dan dan tunggu ceritaku dari negeri senja ini. Sampaikan salam rinduku buat Indonesia-ku
.

"Cintaku jauh di pulau" oleh Chairil Anwar

Chairil Anwar pujangga kelahiran medan, 26 juli 1922. Tidak berhenti membuatku terhipnotis dengan karyanya, dalam susanan kata dan makna seakan berbicara dengan bahasa kalbu. Tidak banyak karyanya yang aku ketahui, tapi berapa karya yang mungkin saat ini senasib dan mewakili perasaanku. Untuk mu yang jauh dari pandanganku. Kiranya puisi dari pujangga ini mewakili bahasa kalbu ku. 

Tahun: 1946 oleh Chairil Anwar dengan judul: "Cintaku jauh di pulau"

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

Dosa ini bikin Galau

Hari ini aku tidak tau apa yang akan aku posting di blog yang lama sudah tak terjama' oleh unek-unek ku. Setelah sekian lama galau ndak jelak, risau tak kunjung tuntas, lari ke pantai cari jawaban, yang ada haya tertawa malang dari sudut yang jauh tak bisa ku pandang. Hingga akhirnya balik lagi ke gubuk ku. Ngelamun ndak jelas yang di inget cuma suntuk, dan dosa-dosa yang tak kunjung habis di hitung.

Satu kalimat yang menyentil ku dari Sofyan at-Tsauri: 
كما قال سفيان الثورى: من أنفق الحرام في طاعات الله كانا كمن طهر الثوب بالبول والثوب لا يطهر إلا بالماء الطاهر والذنب لا يطهر إلا بالحلال
mohon maaf sebelumnya kalau dalam pengertiannya kurang bener. Kurang lebih seperti ini, "seperti yang dikatakan Sufyan at-Tsauri: Barang siapa yang berinfaq dengan sesuatu yang haram karena taat kepada Allah, seperti halnya membersikan kotoran dengan perkara yang kotor ( sifat atau zatnya ). Dan kotoran tidak akan suci kecuali dengan air yang suci lagi mensucikan. Sedangkan dosa tidak bisa dibersihkan kecuali dengan perkara yang halal.". Ucapan ini tidak sengaja aku temukan pas buka kitab "درة الناصحين الوعظ والاشاد " halaman. 24 pada bab " في فضيلة إعطاء الصدقة في سبيل اللّه ". 

Kalau di baca sekilas memang sedikit ndak nyambung, tapi kalau di rasakan dan di renungkan hubungan antara risau, galau dan saudara nya, karena pikiran kita terbelenggu sama rasa bersalah dan kumpulan dosa yang sengaja atau pun tidak kita perbuat. Galauku, risaukum semua berawal dari pikiran dan rasa bersalah. Sehingga seaakan kita terasa jauh dari yang Maha Pencipta. Tapi yang namanya manusia mana ada yang tidak bersalah.

Ya salam, yang jelas dosa ku tak bisa kuhitung. Sedangkan hanya beristighfar yang bisa menghabiskan dosa-dosa itu, dan bersholawat peredam hatiku. Dari sekian kegalauan dan kerisau yang tak kunjung tuntas, sengaja aku tulisankan di blog ini. Karena aku tersuggesti, unek-unek yang udah tersampaikan, entah dalam bentuk apapun itu bisa membuat pikiran kira lebih tenang dan nyaman. 

Semoga unek-unek yang ini bisa bermanfaat bagi ku khususnya. Keep spirit bung bro.