.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Selasa, 06 Agustus 2013

Apa Kabar Romadlon?

Apa kabar Romadlon? nggak berasa kamu mulai menghilangkan jejak, menghilangkan bau, menghilangkan griliya malam ku. Berharap tidak kau hilangkan spirit pada Robb ku , tapi aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan mu  tahun ini, terima kasih Gusti. Kurang lebih sebulan penuh aku bersama mu romadlon... tapi aku belum bisa memaksimalkan kedatangan mu, yang konon semua kerjaku dengan niatan "lillahi ta'ala" bisa berkali lipat pahala yang akan kudapat, begitu juga sebaliknya jika aku melakoni perbuatan yang kurang berkenang menurut syariat ku.

Waktu kecil aku punya tradisi yang unik romadlon, yakni; pada hari yang fitri, kami menyambut ajalmu dengan memakai barang terbaik atau baru, yang benar-benar sengaja kami siapkan untuk menyambutnya. Entah mulai kapan kebiasaan itu dimulai, dan aku sampai sekarang belom tau maksud dan tujuannya. Raba-meraba, oles-mengoles ku coba untuk memahinya romadlon. 

Kata "Idul  Fitri" berasal dari bahasa arab, yaitu "عید الفطر", dan kata tersebut dibagi lagi menjadi 2 susunan. Yaitu "عید" dan "فطر". Kata "عید" bermakna kembali dengan kebahagian yang baru, sedangkan "فطر" bermakna makan, atau sesuatu yang berhubungan dengan buka puasa. Dinamakan "عید الفطر" karena semua orang muslim kembalik ke aktifitas normal, setelah melakukan puasa Romadlon, kemudian melakukan sholat sunnah 2 rokaat "sholat idul Fitri" yang hukumnya sunnah muakad, dimulai dari naiknya matahari sampai sebelum masuk sholat dhuhur, dan lebih baik di lakukan ketika matahari berada sepenggalan. (#diambil_dari_sini terjemah bebas)

Sepenggal kata "Idul Fitri" sajalah yang aku tau romadlon..., tapi kenapa aku punya kebiasaan yang unik untuk menyambut yang hari itu. Bagaimana nilai spirit selama ini yang telah perlahan aku asah di bulan itu? Apakah karena kedatanga mu saja yang membuat spirit ku bisa meningkat dan berakhir ketika kamu meninggalkan kami? Bodoh sekali aku ini romadlon..., dengan aturan waras spirit itu semakin tahun semakin meningkat dengan arah yang lebih positif. Bukan dengan sandang, pangan yang serba baru, atau yang lainnya. Lebih tepatnya adalah dengan spirit kepada yang lebih kepada Robb ku.

Soal puasa bukan hanya soal menahan lapar atau haus, tentunya lebih bisa mengendalikan nilai spiritual, yang konon namanya sabar, istiqomah, nafsu, dan kroni-kroninya. Inilah mengapa saya sampai sekarang masih bingung, kenapa ketika ajalmu semakin dekat banyak orang sepertiku merayakan kedekatan ajalmu, dengan sesuatu yang sebaru khusus atau bisa dibilang baru. Seakan sedikit melupakan nilai spiritual yang selama ini mereka asa di dalam mu. Aku berharap tahun depan aku masih bertemu dengan mu, tentunya dengan nilai spiritual yang lebih.

Fataqobbal du3ana ya Robb... "Aaammieeenn.."

Senin, 05 Agustus 2013

Gusti Bagaimana Menurut-Mu?

Gusti tak tau mengapa, di bulan-Mu yang penuh dengan segala keberkahan, cinta kasih, dan ampunan Mu ini. Masih saja ada segenggam perhiasan berakal melakukan kerja otot mengatas namakan agama-Mu. Bagaimana kabar bumi ku Gusti?. Penggunaan otot dengan obrak-abrik merugikan sekitarnya, menurut ku itu bukan ajaran agama-Mu. Yang kutahu Gusti... agama-Mu sangat toleran dengan semuanya. Dan sedikit yang ku pahami tentang agama-Mu adalah "rohmatan lil alamin" hahaha... Aku memang terlalu goblok jika harus menjabarkan kalam-Mu. Tapi aku lebih yakin nilai toleran itu akan mendekatkan kepada "rohmatan lil alamin".

Ya... Menurut ku sebelum perhiasan berakal menyebarkan ajaran-Mu aturannya adalah mereka harus tau "latar belakang" yang mereka ajak untuk ke agama-Mu. Engkau setuju dengan siapa Gusti? Aku harap Engkau lebih setuju dengan ku. Hei Gusti.. Beberapa ribu tahun silam seorang khalifah mengajarkan tentang agma-Mu kepada penghuni bumi yang sekarang bernama Indonesia. Menyisipkan nilai-nilai ajaran-Mu melalui budaya kami. Sehingga dengan mudah otak dan akal kami menyerapnya, perlahan mengubah aqidah kami menuju ke aqidah yang di rekomendasikan oleh Agama-Mu. 

Aku yakin Gusti. Sebenarnya meraka yang berusaha menyambung hidup di bulan-Mu ini dengan cara menjajakan barang dagangannya sangat tahu tentang kewajiban berpuasa, tapi Gusti... mereka menghargai orang yang tidak berpuasa, makanya masih berani menjajakan jajanannya hanya untuk orang yang berlain keyakinan dengannya. Menurutku Gusti... Mereka sangat toleran kepada mereka yang berpuasa, dengan menutup sebagian dari kiosnya merupakan salah satu cara untuk menghargai mereka. Hanya saja mereka yang memeluk agama-Mu tak terlalu kuat menahan nafsunya. Apakah mereka yang menjajakan barang dagangannya yang Engkau persalahkan? Dan aku yakin mereka yang memeluk agama-Mu tahu betul dengan kewajiban serta konsekuensi yang akan ditanggunya. 

Hahaha... Maaf Gusti kali ini aku ingin tertawa sedikit lepas, lantas menurut Engkau bagaimana dengan perhiasan berakal yang lebih mendahulukan ototnya Gusti? Jujur aku sendiri nggak terlalu suka dengan tindakannya. Bukannya Engkau pernah bersabda "lakum dinukum waliyadin" sekali lagi Gusti aku terlalu goblok untuk mentafsirkan kalam-Mu. Bumi ku Indonesia bukanlah negara Islam murni Gusti. Hanya saja kami mempunyai penduduk bermayoritas sejalan dengan Agama-Mu. 

Demokrasi adalah dasar negara kami Gusti. Semua agama dengan tuhan mereka masing-masing bebas tumbuh dan berkembang di bumi ku. Ya... "Lakum dimukum waliyadin" lah Gusti yang mungkin menurutku cocok dengan bumi ku indonesia. Bukankah agama-Mu mengajarkan. "Ingatkanlah jika saudara mu melakukan sebuah kesalahan, jika masih tidak peduli, tegurlah lagi, dan jika masih tidak peduli, maka cukuplah bagi kita untuk men-do'a-kannya" ya.. Seingat saya kurang lebih begitu Gusti....

Tapi kenapa juga perhiasan berakal ini belom sadar juga? Apakah mereka tidak paham atau memang cuek Gusti? Tapi menurutku perhiasan berakal itu sangatlah paham, dan tidaklah cuek, buktinya mereka sangat peduli. Mengingatkan sesamanya, dan menghormati bulan-Mu. Tapi saya sangat ndak suka dengan caranya Gusti... Bagaimana menurut-Mu? Ya .. Engkau lebih paham dan lebih tau. Dari ku Gusti.