.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Kamis, 30 Januari 2014

Surat kaleng untuk mu, Kasih

Sengaja daku tuliskan sepucuk surat ini untuk mu kasih,
Kala itu kamu terlihat sangat manis dan anggun kasih, berjalan dengan sopan di depan orang tua ku, sembari melemparkan senyum mu kepadanya. Hei kasih lama sekali daku tak bertemu dengan mu, ingin sekali daku merindu dengan mu, bak awak kapal yang merindukan ombak dan badai. Bagaimana daku tak merindukan mu kasih, laku mu hari itu membuat orang tua ku tersenyum kagum, berikan senyum manismu lagi pada mereka, kasih.

Daku tau, tak mungkin daku menjamah mu sebelum engkau halal bagiku kasih. Tapi percayalah kasih, saat ini daku ingin menjumpai orang tua mu, hanya untuk berucap "Qobiltu..".

Sengaja daku tuliskan sepucuk surat ini untuk mu kasih,
Apa kabar mu disana kasih? aku harap kamu selalu dalam lindung dan rahmat-Nya. Merantau bukan keinginanku, lebih-lebih menjauhkan diri dari mu. Sedikit daku ingin bercerita kasih, hari ini daku merasa senang. bagaimana tidak senang kasih? memimpikan mu adalah hal yang paling terindah kasih, setelah sekian tahun kita tak bertemu dan sekian malam daku tak melihat mu di dalam mimpi ku. Sekarang daku bisa melihat mu mesikipun hanya dalam mimpi.

Hari itu daku berpakaian serba rapi dan berpeci hitam dengan rangkaian kembang melati yang merekat di leher. Duduk bersila di depan orang tua mu. ibu ku menangis sendu senang, bapak ku terlihat bangga melihat anaknya berpakai layaknya yang dia pakai ketika melamar ibu ku, kasih. Dan kamu masih saja terlihat manis dan anggun seperti pertama kali kita bertemu.

Dalam hati hanya bersyukur, semua terlihat begitu sempurna, kamu yang ku impikan, kini bisa mendampingi ku sampai Tuhan memecahkan kapal yang kita tunggangi. berpakaian putih dengan pernak-pernik berpola kembang, menghiasi pakaian mu hari itu. kemudian perlahan kau mendatangi ku, sampai-sampai tak sadar yang kuhadapi saat ini adalah bapak mu.

Ibarat tersambar petir di siang hari, secara tiba-tiba bapak mu mengajak ku untuk bersalaman, seraya berucap "Saya nikah dan kawinkan engaku dengan putriku..." , kurang lebih seperti itulah bapakmu berucap. Basah penuh dengan keringat dingin dan gugup aku menjulurkan tangan ku, dan ku jawab dengan terpatah-patah. 

Tak lama kemudian daku terbangun kasih, yang ku ingat hanya kamu yang pernah membuatku terkagum di depan orang tua ku.

Sengaja daku tuliskan sepucuk surat ini untuk mu kasih,
Semoga cerita itu bukan hanya sebatas mimpi kasih, tunggu aku di akhir tahun ini.

Tidak ada komentar: