Bu, Pak malam itu tiba-tiba aku ingin pulang. Ingin melihat keadaan gubuk kita yang telah lama ku tinggal rantau, apakah masih sama seperti yang dulu, kumuh, jelek, kurang terawat, tapi masih bisa menghadirkan rasa nyaman bagi penghuninya. Syair jawa yang dilantun pak Emha Ainun Najib ini sering membuatku kangen dengan babt tanah jawa. Khususnya pada kalian.
Bu, Pak setiap aku melihat anak kecil yang didampingi orang tuanya untuk bermain, sering kali membuatku iri pada masa kecilku dulu. Masih teringat dengan jelas, malam itu aku ingin sekali di belikan ikat pinggang. Tepat di alun-alun Sidoarjo kita berjalan bersama sekeluarga, dengan nada merengek aku memintanya pak. lalu kau menawarkan untuk kami. Dan seingat ku pak, engkau menjawab "sekyo mlaku-mlaku sek ae nang ngarep ijeh akeh". tetep saja aku merengek untuk engkau belikan ikat pinggang itu.
Bu, Pak kapan hari aku naik bus di untuk menuju tempat ku latihan bareng. Aku melihat anak kecil dengan asyik memainkan dolanannya, ada yang duduk di pangkuan ibunya. Kala itu juga aku mengingat bu pak kita pernah naik angkot menuju rumah mbah. Lagi-lagi yang ku ingat angkot itu penuh dengan orang dan aku duduk di pangkuan kalian.
Bu, Pak yang ku kangenkan bukan hanya itu, sesaat sebelum aku tidur, mbah seringkali "me-ngusuk (mengusap-usap dengan rasa sayang)" di punggung. meskipun aku ndak tau maksudnya. Mungkin dengan harapan kelak aku bisa menjadi orang yang bisa me-ngusuk semua golongan. Mbah gmana kabar sampean disana mudah-mudahan selalu dalam lindung dan rahmat-Nya (lahum Al-Fatikhah).
Bu, Pak aku pengen pulang, kalau saja waktu bisa di ulang. Aku pengen ngaji lagi di langgar bareng embah, naik angkot lagi bareng ibu, bapak, main lagi di pasar tempat embah berjualan. Bu, Pak sekarang aku tau alasan kenapa kalian tidak tidak menuruti ku, sewaktu kecil.
Astaghfirullah Rabb-alBarayaa
Astaghfirullah min-alkhataayaa
Astaghfirullah min-alkhataayaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar