Gusti tak tau mengapa, di
bulan-Mu yang penuh dengan segala keberkahan, cinta kasih, dan ampunan
Mu ini. Masih saja ada segenggam perhiasan berakal melakukan kerja otot
mengatas namakan agama-Mu. Bagaimana kabar bumi ku Gusti?.
Penggunaan otot dengan obrak-abrik merugikan sekitarnya, menurut ku itu
bukan ajaran agama-Mu. Yang kutahu Gusti... agama-Mu sangat
toleran dengan semuanya. Dan sedikit yang ku pahami tentang agama-Mu
adalah "rohmatan lil alamin" hahaha... Aku memang terlalu goblok jika
harus menjabarkan kalam-Mu. Tapi aku lebih yakin nilai toleran itu akan
mendekatkan kepada "rohmatan lil alamin".
Ya... Menurut ku sebelum perhiasan berakal menyebarkan ajaran-Mu
aturannya adalah mereka harus tau "latar belakang" yang mereka ajak
untuk ke agama-Mu. Engkau setuju dengan siapa Gusti? Aku harap
Engkau lebih setuju dengan ku.
Hei Gusti.. Beberapa ribu tahun silam seorang khalifah mengajarkan
tentang agma-Mu kepada penghuni bumi yang sekarang bernama Indonesia.
Menyisipkan nilai-nilai ajaran-Mu melalui budaya kami. Sehingga dengan
mudah otak dan akal kami menyerapnya, perlahan mengubah aqidah kami
menuju ke aqidah yang di rekomendasikan oleh Agama-Mu.
Aku yakin Gusti. Sebenarnya meraka yang berusaha menyambung hidup di
bulan-Mu ini dengan cara menjajakan barang dagangannya sangat tahu
tentang kewajiban berpuasa, tapi Gusti... mereka menghargai orang yang
tidak berpuasa, makanya masih berani menjajakan jajanannya hanya untuk
orang yang berlain keyakinan dengannya. Menurutku Gusti... Mereka
sangat toleran kepada mereka yang berpuasa, dengan menutup sebagian dari kiosnya merupakan salah
satu cara untuk menghargai mereka.
Hanya saja mereka yang memeluk agama-Mu tak terlalu kuat menahan
nafsunya. Apakah mereka yang menjajakan barang dagangannya yang Engkau
persalahkan? Dan aku yakin mereka yang memeluk agama-Mu tahu betul
dengan kewajiban serta konsekuensi yang akan ditanggunya.
Hahaha...
Maaf Gusti kali ini aku ingin tertawa sedikit lepas, lantas menurut Engkau bagaimana dengan perhiasan berakal yang lebih
mendahulukan ototnya Gusti? Jujur aku sendiri nggak terlalu suka dengan
tindakannya. Bukannya Engkau pernah bersabda "lakum dinukum
waliyadin" sekali lagi Gusti aku terlalu goblok untuk mentafsirkan
kalam-Mu. Bumi ku Indonesia bukanlah negara Islam murni Gusti. Hanya
saja kami mempunyai penduduk bermayoritas sejalan dengan Agama-Mu.
Demokrasi adalah dasar negara kami Gusti. Semua agama dengan tuhan
mereka masing-masing bebas tumbuh dan berkembang di bumi ku. Ya...
"Lakum dimukum waliyadin" lah Gusti yang mungkin menurutku cocok dengan
bumi ku indonesia.
Bukankah agama-Mu mengajarkan. "Ingatkanlah jika saudara mu melakukan
sebuah kesalahan, jika masih tidak peduli, tegurlah lagi, dan jika masih
tidak peduli, maka cukuplah bagi kita untuk men-do'a-kannya" ya..
Seingat saya kurang lebih begitu Gusti....
Tapi kenapa juga perhiasan
berakal ini belom sadar juga? Apakah mereka tidak paham atau memang cuek
Gusti? Tapi menurutku perhiasan berakal itu sangatlah paham, dan
tidaklah cuek, buktinya mereka sangat peduli. Mengingatkan sesamanya,
dan menghormati bulan-Mu. Tapi saya sangat ndak suka dengan caranya
Gusti... Bagaimana menurut-Mu? Ya .. Engkau lebih paham dan lebih tau.
Dari ku Gusti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar