Apa kabar Romadlon? nggak berasa kamu mulai menghilangkan jejak, menghilangkan bau, menghilangkan griliya malam ku. Berharap tidak kau hilangkan spirit pada Robb ku , tapi aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan mu tahun ini, terima kasih Gusti. Kurang lebih sebulan penuh aku bersama mu romadlon... tapi aku belum bisa memaksimalkan kedatangan mu, yang konon semua kerjaku dengan niatan "lillahi ta'ala" bisa berkali lipat pahala yang akan kudapat, begitu juga sebaliknya jika aku melakoni perbuatan yang kurang berkenang menurut syariat ku.
Waktu kecil aku punya tradisi yang unik romadlon, yakni; pada hari yang fitri, kami menyambut ajalmu dengan memakai barang terbaik atau baru, yang benar-benar sengaja kami siapkan untuk menyambutnya. Entah mulai kapan kebiasaan itu dimulai, dan aku sampai sekarang belom tau maksud dan tujuannya. Raba-meraba, oles-mengoles ku coba untuk memahinya romadlon.
Kata "Idul Fitri" berasal dari bahasa arab, yaitu "عید الفطر", dan kata tersebut dibagi lagi menjadi 2 susunan. Yaitu "عید" dan "فطر". Kata "عید" bermakna kembali dengan kebahagian yang baru, sedangkan "فطر" bermakna makan, atau sesuatu yang berhubungan dengan buka puasa. Dinamakan "عید الفطر" karena semua orang muslim kembalik ke aktifitas normal, setelah melakukan puasa Romadlon, kemudian melakukan sholat sunnah 2 rokaat "sholat idul Fitri" yang hukumnya sunnah muakad, dimulai dari naiknya matahari sampai sebelum masuk sholat dhuhur, dan lebih baik di lakukan ketika matahari berada sepenggalan. (#diambil_dari_sini terjemah bebas)
Sepenggal kata "Idul Fitri" sajalah yang aku tau romadlon..., tapi kenapa aku punya kebiasaan yang unik untuk menyambut yang hari itu. Bagaimana nilai spirit selama ini yang telah perlahan aku asah di bulan itu? Apakah karena kedatanga mu saja yang membuat spirit ku bisa meningkat dan berakhir ketika kamu meninggalkan kami? Bodoh sekali aku ini romadlon..., dengan aturan waras spirit itu semakin tahun semakin meningkat dengan arah yang lebih positif. Bukan dengan sandang, pangan yang serba baru, atau yang lainnya. Lebih tepatnya adalah dengan spirit kepada yang lebih kepada Robb ku.
Soal puasa bukan hanya soal menahan lapar atau haus, tentunya lebih bisa mengendalikan nilai spiritual, yang konon namanya sabar, istiqomah, nafsu, dan kroni-kroninya. Inilah mengapa saya sampai sekarang masih bingung, kenapa ketika ajalmu semakin dekat banyak orang sepertiku merayakan kedekatan ajalmu, dengan sesuatu yang sebaru khusus atau bisa dibilang baru. Seakan sedikit melupakan nilai spiritual yang selama ini mereka asa di dalam mu. Aku berharap tahun depan aku masih bertemu dengan mu, tentunya dengan nilai spiritual yang lebih.
Fataqobbal du3ana ya Robb... "Aaammieeenn.."
Sepenggal kata "Idul Fitri" sajalah yang aku tau romadlon..., tapi kenapa aku punya kebiasaan yang unik untuk menyambut yang hari itu. Bagaimana nilai spirit selama ini yang telah perlahan aku asah di bulan itu? Apakah karena kedatanga mu saja yang membuat spirit ku bisa meningkat dan berakhir ketika kamu meninggalkan kami? Bodoh sekali aku ini romadlon..., dengan aturan waras spirit itu semakin tahun semakin meningkat dengan arah yang lebih positif. Bukan dengan sandang, pangan yang serba baru, atau yang lainnya. Lebih tepatnya adalah dengan spirit kepada yang lebih kepada Robb ku.
Soal puasa bukan hanya soal menahan lapar atau haus, tentunya lebih bisa mengendalikan nilai spiritual, yang konon namanya sabar, istiqomah, nafsu, dan kroni-kroninya. Inilah mengapa saya sampai sekarang masih bingung, kenapa ketika ajalmu semakin dekat banyak orang sepertiku merayakan kedekatan ajalmu, dengan sesuatu yang sebaru khusus atau bisa dibilang baru. Seakan sedikit melupakan nilai spiritual yang selama ini mereka asa di dalam mu. Aku berharap tahun depan aku masih bertemu dengan mu, tentunya dengan nilai spiritual yang lebih.
Fataqobbal du3ana ya Robb... "Aaammieeenn.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar