.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Senin, 05 Agustus 2013

Gusti Bagaimana Menurut-Mu?

Gusti tak tau mengapa, di bulan-Mu yang penuh dengan segala keberkahan, cinta kasih, dan ampunan Mu ini. Masih saja ada segenggam perhiasan berakal melakukan kerja otot mengatas namakan agama-Mu. Bagaimana kabar bumi ku Gusti?. Penggunaan otot dengan obrak-abrik merugikan sekitarnya, menurut ku itu bukan ajaran agama-Mu. Yang kutahu Gusti... agama-Mu sangat toleran dengan semuanya. Dan sedikit yang ku pahami tentang agama-Mu adalah "rohmatan lil alamin" hahaha... Aku memang terlalu goblok jika harus menjabarkan kalam-Mu. Tapi aku lebih yakin nilai toleran itu akan mendekatkan kepada "rohmatan lil alamin".

Ya... Menurut ku sebelum perhiasan berakal menyebarkan ajaran-Mu aturannya adalah mereka harus tau "latar belakang" yang mereka ajak untuk ke agama-Mu. Engkau setuju dengan siapa Gusti? Aku harap Engkau lebih setuju dengan ku. Hei Gusti.. Beberapa ribu tahun silam seorang khalifah mengajarkan tentang agma-Mu kepada penghuni bumi yang sekarang bernama Indonesia. Menyisipkan nilai-nilai ajaran-Mu melalui budaya kami. Sehingga dengan mudah otak dan akal kami menyerapnya, perlahan mengubah aqidah kami menuju ke aqidah yang di rekomendasikan oleh Agama-Mu. 

Aku yakin Gusti. Sebenarnya meraka yang berusaha menyambung hidup di bulan-Mu ini dengan cara menjajakan barang dagangannya sangat tahu tentang kewajiban berpuasa, tapi Gusti... mereka menghargai orang yang tidak berpuasa, makanya masih berani menjajakan jajanannya hanya untuk orang yang berlain keyakinan dengannya. Menurutku Gusti... Mereka sangat toleran kepada mereka yang berpuasa, dengan menutup sebagian dari kiosnya merupakan salah satu cara untuk menghargai mereka. Hanya saja mereka yang memeluk agama-Mu tak terlalu kuat menahan nafsunya. Apakah mereka yang menjajakan barang dagangannya yang Engkau persalahkan? Dan aku yakin mereka yang memeluk agama-Mu tahu betul dengan kewajiban serta konsekuensi yang akan ditanggunya. 

Hahaha... Maaf Gusti kali ini aku ingin tertawa sedikit lepas, lantas menurut Engkau bagaimana dengan perhiasan berakal yang lebih mendahulukan ototnya Gusti? Jujur aku sendiri nggak terlalu suka dengan tindakannya. Bukannya Engkau pernah bersabda "lakum dinukum waliyadin" sekali lagi Gusti aku terlalu goblok untuk mentafsirkan kalam-Mu. Bumi ku Indonesia bukanlah negara Islam murni Gusti. Hanya saja kami mempunyai penduduk bermayoritas sejalan dengan Agama-Mu. 

Demokrasi adalah dasar negara kami Gusti. Semua agama dengan tuhan mereka masing-masing bebas tumbuh dan berkembang di bumi ku. Ya... "Lakum dimukum waliyadin" lah Gusti yang mungkin menurutku cocok dengan bumi ku indonesia. Bukankah agama-Mu mengajarkan. "Ingatkanlah jika saudara mu melakukan sebuah kesalahan, jika masih tidak peduli, tegurlah lagi, dan jika masih tidak peduli, maka cukuplah bagi kita untuk men-do'a-kannya" ya.. Seingat saya kurang lebih begitu Gusti....

Tapi kenapa juga perhiasan berakal ini belom sadar juga? Apakah mereka tidak paham atau memang cuek Gusti? Tapi menurutku perhiasan berakal itu sangatlah paham, dan tidaklah cuek, buktinya mereka sangat peduli. Mengingatkan sesamanya, dan menghormati bulan-Mu. Tapi saya sangat ndak suka dengan caranya Gusti... Bagaimana menurut-Mu? Ya .. Engkau lebih paham dan lebih tau. Dari ku Gusti.

Tidak ada komentar: