.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Jumat, 09 Desember 2011

Terima Kasih Ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya..... Akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari. Tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu? Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil...... Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu... Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya" , Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA. Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi? Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu. Ketika kamu sudah beranjak remaja.... Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!". Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu? Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu? Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir... Dan perasaan khawatir itu berlarut - larut... Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?

"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah" Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti... Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat. Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang". Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT... kuat untuk pergi dan menjadi dewasa. Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan... Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak bisa!" Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang" Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.. Karena Ayah tahu..... Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya.......................

Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia.... Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, lalu menangis? Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan yang sangat kucintai itu telah menjadi wanita yang cantik.... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk... Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.... Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.... Ayah telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita... Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat... Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis... Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.. Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Di ambil dari blog JAGJIJ WORDS

Lamunan Sebuah Cinta


“anggap saja semua telah berlalu” sambil melemparkan semua kado yang telah diberikan dan berlari
“kenapa ???” sambil mengejar aku raih tangannya
“orang tua ku nggak setuju dengan hubungan kita” jawabnya
“iya … tapi mengapa mengapa mereka nggak setuju” tanya ku.
dia pun terus berlari menuju sebuah taksi yang mangakal di sebuah cafe MU, dengan mimik sedih aku pulang ke rumah Ringgo, yang tidak jauh dari cafe tersebut. Tanpa kusadari hujan pun menyapa ku yang sedang jalan menuju rumah Ringgo.
“mas hujan ayo ngiyup sek engkok masuk angin (mas hujan ayo berteduh dulu nanti masuk angin)” teriak seorang tukang bakso, dengan perasaan yang bercampur aduk, biarkan nasehat orang tadi.
Tok... Tok... Tok...ku ketuk pintu Ringgo.
“Ringgo... ini aku Robby” sambil menunggu Ringgo aku duduk di depan pintunya
“ ya bentar..... “ teriaknya dalam rumah dengan suara kaki sedikit berlari
“Robby..... ngapain kamu hujan-hujanan kesini bukannya kamu lagi jalan sama Rhya” tanyanya sambil mangajakku masuk ke dalam rumahnya.
tak ku jawab pertanyaan darinya itu, dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia memeberikan handuk, secangkir teh hangat dan sepiring nasi goreng.
“ngapain kamu kok diam aja ???” tanyanya ke padaku
“putus sama Rhya....” sambil tertawa dia bertanya kepada aku
“kok kamu malah tertawa ???” tanya ku
“hahahahahaha.........putus aja bikin kamu susah, nggak mau ngomong” jawabnya sambil ketawa
“ya udah cari aja yang lain masih banyak ikan di laut” jawabnya sambil sedikit tertawa.
makan ku semakin bertambah lahab ketika mendengar jawaban dari Ringgo ku lampiaskan semua kemarahan ku dengan makan. Hingga malam itu aku bisa sedikit melupakan tentang Rhya, tak terasa suara ayam pagi telah memanggil ku untuk melakukan aktifitas.
“ Hei nak Robby kapan datang kok tante nggak tau” tanya ibu Ringgo pagi itu di ruang makan
“iya tante kemarin malam..” jawab ku
“ giamana kabar ibu, Robby..???”tanyanya sambil menuangkan segelas susu
“baik tante... semua sehat” jawab ku.
Setelah sarapan aku pun berajakkembali ke rumah dan bersiap untuk pergi ke kampus bersama Robby, aku berharap pada hari ini aku akan kuliah dengan tenang. Hingga jam pertama pun berjalan tanpa ada beban di dalam pikiran ku,
“ pak maaf ganggu, saya mau izin ke toilet sebentar” izin ku ke pak dosen yang waktu itu menerangkan di depan anak-anak
“ silakan saudara Robby” jawabnya sambil membetul kacamatanya yang mulai turun
“terima kasih pak” jawab ku
sedikit berlari aku menuju ke toilet, dan menabarak seorang cewek yang membawa sebuah air untuk bahan percobaannya.
“sorry....” sambil kuberikan sapu tangan ku untuk membersikan mukanya yang terkena air
“oh yaa.... nggapapa” jawabnya
“ini cuma air”sambil mengelap mukanya yang basah karena terkna air tumpahan tadi
“kamu kenapa kok berlari...???” tanyanya sambil sedikit tersenyum
aku yang sedikit melamun, karena terheran-heran dengan sifatnya yang nggak marah. Mulai bingung untuk menjawab.
“eehhmmmm.... mau ke toilet” jawab ku sambil menunjukan telunjuk jari ku ke arah kantin
“kamu kenap kok ngalamun ??” tanyanya sambil mengerakan tangannya ke arah tangan ku
“ini sapu tanganya..... lain kali kalu ke toilet jangan keburu-buru”
“heem...” jawab ku sambil menganggukkan kepala
sedikit terlupakan masalh Rhya , aku bergegas menuju toilet. Sampai-sampai aku salah masuk ke toilet cewek. Aku mulai kembali ke kelas ku, dan ternya kelas sudah selesai.
“Ringgo …..” teriak Robby kepadaku
“hoi … kesini cepet” jawabku sambil melambaikan tanganku ke arahnya
“oke..” jwabnya sambil sedikit berlari
“pulang bareng yuk.... “ ajaknya sambil merangkul badanku
“bentar ya...”jawabku sambil melihat kekanan da kekiri
“kamu nyari siapa...???”tanyanya
“Rhya...??? dengan nad sedikt mengejek dia bertanya
“husshh,,,, “ jawabku
“hahahahahaha... yang ini pasti barang baru”
“siapa...???” tanya kepadaku.
Kubiarkan Robby terus penasaran ke anak barusan yang ku temui sebelum ke toilet. Sambil mencari anak itu. “siapa nama anak tadi ya....???” itulah sekarang yang terbayang di pkiran ku. Tga hari kemudian setelah kejadian itu aku menemuinya sedang duduk dibawah phon beringi ditemani sebuah buku.
“hei … apa kabar..?? “ tanya ku kepadanya sambil membawa 2 buah es krim
“baik,,, kamu gimana...???”jawabnya sambil melihat muka ku yang sok kenal dengannya
“baik ni buat nemenin kamu..” jawab ku, dengan memberikan sebuah es krim dari tangan ku
“makasaih ya....”
“heemm sama-sama....” jawab ku
dengan muka sok akrab aku memberanikan bertanya kepadanya yang mulai asyik membaca buku sambil menikmati es krim yang telah kuberikan kepadanya
“oh ya... nama ku Rinnggo!!!!” ku ajak dirinya yang mulai enjoy duduk dengan ku
“salam kenal...... nama ku Reni” jawabnya kepada ku dengan senyum yaang ramah dan memepesona
“kamu ambiljurusan apa??? kok nggak pernah kelihatan...???”tanya ku
“aku ambil jurusan akutansi...”jawab Reni
“ku ambil jurusan Biologi...” jawabku
“sendirian aja disini..?ttanyaku yang mulai penasaran dengan anak ini
“eeehhhh....... aku balik dulu ya kapan-kapan kita sambung lagi” bergegas dengan membereskan buka yang dibawahnya dia berlari menuju kelas.
Dengan penasaran aku bertanya pada diriku “emang aku salah ngomong ya..” dengan sifat cuek, kulangkahkan kaki ku menju kantin kampus dengan sahabat kari ku Robby. “pak bos nasi bungkus...”, “bu tolonng mienya ya..”, “bu, pak, bu, pak..... dll” itulah yagn ku dengar.
“Pak tolong nasi goreng satu piring yaa....???” terdengar suar seorang cewek
“ya non sebetar....”jawab bapak penjual kantin.
Dengan penasaran ku intip orang yang menggunakan baju yang berwarna hijau berambut lurus, putih cantik. Tiba-tiba tedengar suara piring pecah, yang mendetakkan jantung dan mengaembalikan aku ke dalam dunia nyata dan mininggalkan dunia khayalan ku.

THE END
By: Ahmad Lubaid

"Pesan Seorang Ibu Terhadap Menantunya "


Wahai Menantuq...

Aku hanyalah seorang ibu...

Yang berbicara atas nama diriku sendiri...

Dgn melihat putriku sebagai istrimu & engkau sbg menantuku...


Bila engkau membaca pesan ini...

Semoga engkau melihat pula bayang wajah ibu mu..

Yg telah mengandung & melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat dihadapanmu..


Wahai menantuq...

Engkau imam Dunia akhirat untuk putriq...

Bukankah engkau juga akan membawa'y hingga ke baka & memberi'y satu tiket ke surga...??


Wahai menantuq...

Bila ada kelemahan dari istrimu & seribu lagi keburukan yg dilakukan'y..

Akibat kelemahan & juga krn kekurangan puteriq..

Itu menjadi tugasmu utk mendidik'y sekarang & bukan lagi tugasq...


Wahai Menantuq....

Bukan kah... diajarkan kepadamu oleh Nabi..

Bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istri'y basah..

Walau hanya serupa tetesan embun dini hari...

Bukankah engkau sbg suami'y jg hrs melindungi'y dgn rasa Tentram & Aman.

Maka berikanlah keteduhan bagi jiwa'y...

Engkau suami yg dipilih Allah SWT utk putriq..

Bersabarlah t'hadap istrimu & tetaplah bersikap lemah lembut pada'y...

Bukankah engkau menikahi'y atas nama Allah SWT...

Maka sayangi & peliharalah istrimu dgn jalan Allah ...


Wahai menantuq...

Sebagian besar penghuni neraka adlh perempuan & itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya...

Maka selamatkanlah istrimu dari dosa yg lebih besar....

Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka & mjaga jalan surga utk bisa di lalui oleh Mereka yg harus kau bawa serta. & pertanyaan itu ditujukan padamu bukan padaku


Wahai menantuku...

Engkau di ijinkan menghukum istrimu sewajar'y namun janganlah mengenai wajahnya & jangan pula menyentuh tubuh'y hingga meninggalkan jejak luka...

Janganlah menghardik'y dgn kata-kata kasar & umpatan yg merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sbb ia itu pakaianmu.


Wahai menantuq..

Aku titipkan putriku padamu...

Buatlah dia trsenyum menuju surga atas tiket darimu...

Amiiiin3x....




Saya ambil dari catatan salah satu teman di facebook yang bernama Imamatul Maghfiroh

Senin, 05 Desember 2011