.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Kamis, 30 Januari 2014

Aku ingin bercerita tentang negri ku,

Aku ingin bercerita tentang negri ku,
Kata orang, emang manis-manis gula jawa, negeri yang konon berlimpah materi, rakyatnya masih makan ikan teri sambel trasi, pemimpin berpakaian nyentrik di plosok belum tersentuh listrik. Yang konon bangsa yang menjunjung demokrasi, korupsi masih merajai Aduhai, aku ingin meludahi.

Mbah ku sering bercerita, sekarang kita sudah merdeka dari penjajah, jepang, inggris, potugis, belanda sudah kembali ke negaranya. Bercerita tetang kegagahan para jendral yang kokoh, dan gigih ketika berperang, yang mungkin sampai sekarang masih terkenang. Tapi yang ku khawatirkan, apa yang akan aku ceritakan kepada anak cucuku kelak tentang negri ku ini, sekarang tak jaman lagi berperang yang terkenang hanya utang piutang.

Aku ingin bercerita tentang negri ku,
Dulu belanda menjajah bangsa ku dengan politik "devide et impera", dan sekarang seakan berkembang biak dengan sempurnah dan mungkin di propagandakan menjadi spesiaes-spesiaes baru. aduhai, betapa susahnya anak cucu ku kelak yang harus menanggung penyakit itu. Negeri yang makmur, tapi banyak orang yang nganggur.

Ibu ku pernah bercerita, dulu kita pernah hidup rukun berseri-seri, dan semuanya ada di negeri ku ini. Budha, hindu, islam, kristen, semuanya saling menyayangi dan hargai. jawa, sunda, sumatra, hingga papua berbeda tapi bersatu di "bhenika tunggal ika". Mereka selalu berpesan " jaga dan cintailah negeri ini".

Aku ingin bercerita tentang negri ku,
Aduhai aku ingin, sekali tak berhayal seperti halnya yang tempo dulu mbah dan ibu ku ceritakan. Negeri yang memiliki banyak pulau dan budaya sering kali tak berdaya ketika perlahan tercuri oleh negara tetangga. Sudahlah aku tetap cinta dengan negeri ini, negeri yang mempunyai beribu pelangi di dalamnya. tak peduli bangsa lain mengadu domba, negeri ku mempunya beribu kisah dan sejarah. Tempat dimana aku akan menutup mata. 

Surat kaleng untuk mu, Kasih

Sengaja daku tuliskan sepucuk surat ini untuk mu kasih,
Kala itu kamu terlihat sangat manis dan anggun kasih, berjalan dengan sopan di depan orang tua ku, sembari melemparkan senyum mu kepadanya. Hei kasih lama sekali daku tak bertemu dengan mu, ingin sekali daku merindu dengan mu, bak awak kapal yang merindukan ombak dan badai. Bagaimana daku tak merindukan mu kasih, laku mu hari itu membuat orang tua ku tersenyum kagum, berikan senyum manismu lagi pada mereka, kasih.

Daku tau, tak mungkin daku menjamah mu sebelum engkau halal bagiku kasih. Tapi percayalah kasih, saat ini daku ingin menjumpai orang tua mu, hanya untuk berucap "Qobiltu..".

Sengaja daku tuliskan sepucuk surat ini untuk mu kasih,
Apa kabar mu disana kasih? aku harap kamu selalu dalam lindung dan rahmat-Nya. Merantau bukan keinginanku, lebih-lebih menjauhkan diri dari mu. Sedikit daku ingin bercerita kasih, hari ini daku merasa senang. bagaimana tidak senang kasih? memimpikan mu adalah hal yang paling terindah kasih, setelah sekian tahun kita tak bertemu dan sekian malam daku tak melihat mu di dalam mimpi ku. Sekarang daku bisa melihat mu mesikipun hanya dalam mimpi.

Hari itu daku berpakaian serba rapi dan berpeci hitam dengan rangkaian kembang melati yang merekat di leher. Duduk bersila di depan orang tua mu. ibu ku menangis sendu senang, bapak ku terlihat bangga melihat anaknya berpakai layaknya yang dia pakai ketika melamar ibu ku, kasih. Dan kamu masih saja terlihat manis dan anggun seperti pertama kali kita bertemu.

Dalam hati hanya bersyukur, semua terlihat begitu sempurna, kamu yang ku impikan, kini bisa mendampingi ku sampai Tuhan memecahkan kapal yang kita tunggangi. berpakaian putih dengan pernak-pernik berpola kembang, menghiasi pakaian mu hari itu. kemudian perlahan kau mendatangi ku, sampai-sampai tak sadar yang kuhadapi saat ini adalah bapak mu.

Ibarat tersambar petir di siang hari, secara tiba-tiba bapak mu mengajak ku untuk bersalaman, seraya berucap "Saya nikah dan kawinkan engaku dengan putriku..." , kurang lebih seperti itulah bapakmu berucap. Basah penuh dengan keringat dingin dan gugup aku menjulurkan tangan ku, dan ku jawab dengan terpatah-patah. 

Tak lama kemudian daku terbangun kasih, yang ku ingat hanya kamu yang pernah membuatku terkagum di depan orang tua ku.

Sengaja daku tuliskan sepucuk surat ini untuk mu kasih,
Semoga cerita itu bukan hanya sebatas mimpi kasih, tunggu aku di akhir tahun ini.