.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Selasa, 30 Juli 2013

Kenapa Engkau Tumbangkan Lagi Gusti


Gusti perbincangan kita belom selesai. Belom selesai kegalauan ku semalam. Siang ini kau sandingkan aku dengan ikan-Mu yang elok. Engkau lebih tau dari semua apa yang aku rasa saat ini. Karena Engkau yang memiliki semua rasa diatas rasa. Hei Gusti... Dengan nada pelan hati hendak bertanya pada-Mu. Kenapa beberapa tahun silam begitu banyak bibit yang ku tanam, dengan mudah Engkau tumbangkan dengan mantra itu "kunfayakun"?. Dengan maksud apa Engkau lakukan itu Gusti? Ahh.. Aku semakin penasaran dengan 40 tahun kedepan Gusti. 

Dengan suudzon ku dibalik tumbangnya bibit ku oleh-Mu. Karena kau sangat tau Gusti. Engkau takut klo aku tidak akan kuat menerima hasilnya. Yang akan membuatku Takkabur, tidak mengerti lagi haluan. 

Sengaja-Mu menunda untuk menikmati buahnya, karena Engkau menghindarkan ku dari musibah dan celakaku saat itu. 

Atau kekhawatiran-Mu yang membuat aku belum bisa mendapatkan hasilnya? Karena aku yakin kalau aku mendapatkan hasilnya. Engkau tidak akan mendengar celoteh senduku lagi, meskipun aku tahu Engkau Maha di atas segala Maha.

Izinkan Aku Untuk Sombong Gusti

Kali ini izinkan aku untuk sombong Gusti, kau ciptakan bidadari untuk melewati hidupku disini. Berawakan ayu, manis, lembut dengan etikanya. Tentunya banyak orang yang menginginkan untuk memilikinya. Inilah Gusti mengapa aku ingin menyombongkannya pada-Mu. Ku ingin tau untuk siapa kelak bidadari yang sedang kumiliki ini. Yang jelas untuk saat ini aku ingin menyombongkannya pada-Mu Gusti. 

Perahu yang sedang ku dayung untuk menuju ke dermaga masih telalu jauh Gusti. Terlalu banyak ikan yang akan menggodaku nantinya dalam perjalanan, perlombaan untuk menjemput seorang penumpang di dermaga terlalu anyir untuk di biarkan. Tapi yang jelas aku ingin menyombongkannya pada-Mu Gusti  
Banyak cerita yang tentunya Engkau lebih tau. Memang benar Gusti.. jika aku tak sampai dengan cepat di dermaga itu, kopi yang kurasakan tak semanis sekarang ini. Pengaduk manisku entah kemana. Entah engkau rahasiakan, dimana dan kapan lagi ku akan bertemu dengannya. Tapi yang jelas aku ingin menyombongkannya pada-Mu Gusti 

Gusti.. Engkau yang membuat bidadariku dengan mantra "kunfayakun" maka dengan itu juga Engkau akan membolak-balikkan hati ini. Ku ingin Engkau tau Gusti betapa bangganya saat ini dengan semua apa yang aku miliki. Meskipun dengan perahu sederhana yang diterjang gulungan ombak dan terbanting dengan pesiar-pesiar yang super megah, aku optimis bisa mengantarkan bidadari-Mu ke dermaga. Tapi yang jelas aku ingin menyombongkannya pada-Mu Gusti.

"Bolehkah aku menyombongkannya pada-Mu Gusti?"